Produktifitas setiap organisasi sangatlah tergantung pada produktifitas individu-individu di dalamnya, dan produktifitas setiap individu sangatlah tergantung pada kondisi individu tersebut. Apakah dia dalam keadaan optimal untuk menciptakan hasil-hasil yang terbaik? Baik itu optimal secara fisik, pikiran atau pun mental dan emosional.

Manusia memiliki mekanisme alami untuk melepaskan stres, ketegangan atau trauma. Bayangkan pada zaman prasejarah, manusia gua menghadapi bahaya seperti binatang buas atau bencana alam. Reaksi alami manusia terhadap situasi yang tidak nyaman atau berbahaya biasanya akan disajikan dalam tiga jenis yang berbeda: melawan, lari (lari) atau membeku (tidak melakukan apa-apa). Dengan fight or flight, mereka akan dapat melepaskan atau menghilangkan stres dan ketegangan, dan kemudian akan dapat melanjutkan rutinitas sehari-hari mereka. Dalam beberapa kasus, manusia bisa ‘membeku’, tidak bisa berbuat apa-apa. Ini biasanya diikuti oleh mereka yang gemetar atau gemetar setelahnya untuk melepaskan ketegangan yang mereka rasakan pada saat yang berbahaya itu.

Di zaman modern, bahaya atau stres yang dihadapi orang telah berubah. Mereka tidak lagi menghadapi binatang buas (kecuali mereka pergi ke hutan tentunya), situasi stres modern telah berubah menjadi stres terkait pekerjaan, perjuangan dalam hubungan, kecemasan karena beban kerja, bos atau rekan kerja yang tidak kooperatif, dll. Dalam situasi ini, orang tidak bisa melawan atau lari dari bos mereka, misalnya, karena mungkin ada konsekuensinya. Anak bila menangis di tempat umum harus dihentikan karena tidak pantas dan memalukan. Jadi apa yang orang lakukan? Mereka menekan stres mereka. Banyak orang mengira itu hanya mempengaruhi tubuh, namun ternyata stres atau trauma juga tersimpan di tubuh kita

Kebahagiaan. Sesuatu yang menjadi tujuan dan impian banyak orang. Apakah kantor anda dipenuhi oleh orang-orang yang bahagia saat bekerja? Apakah kreatifitas mengalir dengan lancar? Apakah mereka memberikan 100% setiap hari?